Selasa, 29 Juni 2010

Melawan Stroke dengan Undur-Undur

Sejenis serangga kecil yang menggali lubang di pasir bisa menjadi obat alternatif.

Jika berkunjung ke pedesaan atau perkampungan, perhatikanlah baik-baik di bawah pagar atau tembok rumah yang berpasir halus. Akan tampak kawah-kawah kecil berderet rapi. Lemparkan seekor semut atau sebutir pasir ke tengah kawah itu. Seekor serangga akan muncul dari tengah kawah. Jika kita mengusiknya, dia akan terburu-buru mundur kembali ke dalam pasir.

Binatang itu biasa dinamakan undur-undur, karena berjalan mundur saat kembali ke dalam sarangnya. Dapat ditemukan di dalam tanah berpasir halus di bawah pagar atau tembok. Di kawasan perkotaan yang tanahnya sudah dipadatkan, ditutupi paving block atau taman hias, hewan ini sudah jarang ditemukan. Padahal, pada tubuhnya yang kecil terkandung khasiat untuk mengobati beberapa penyakit, khususnya yang sering diderita penduduk perkotaan.

Kehidupan kota yang sibuk, berpacu dengan waktu, seringkali menimbulkan ketegangan. Hal itu mempengaruhi kesehatan. Stres pun tak dapat dihindarkan.

Jika kewaspadaan terhadap kesehatan diabaikan, maka timbulnya berbagai penyakit hanya tinggal menunggu waktu. Selain stres, penyakit yang banyak diderita penduduk perkotaan adalah darah tinggi, stroke yang mengkibatkan kelumpuhan, diabetes dan penyakit yang berhubungan dengan syaraf.

Saat ini pengobatan alternatif sedang digandrungi. Orang beralih kepada obat-obatan yang berasal dari alam, seperti minum rebusan akar pohon, daun-daunan atau makan buah-buahan tertentu yang diyakini memiliki khasiat menyembuhkan. Mengonsumsi hewan tertentu juga diyakini bisa menyembuhkan.

Serangga undur-undur ini juga kini menjadi alternatif pengobatan. Seperti halnya mengonsumsi air rebusan cacing yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit tipes atau memakan empedu kelelawar sebagai obat penyakit asma. Undur-undur ternyata berkhasiar menyembuhkan darah tinggi, stroke dan diabetes.

Agus Sulaeman, penduduk Jakarta Timur, adalah salah seorang yang kini berternak undur-undur. Dia menceritakan awal ketertarikannya pada serangga yang satu ini kepada Berita Indonesia.

Suatu ketika, Norachman, seorang saudaranya yang tinggal di Blitar menderita sakit kepala cukup serius. Meski telah dibawa ke rumah sakit, penyakitnya belum juga berkurang.

Norachman kemudian memilih berobat ke sebuah klinik pengobatan alternatif. Dia diberi kapsul yang harus diminumnya tiga butir sekali minum, tiga kali sehari. Setelah lima hari berturut-turut mengonsumsi kapsul itu, sakit kepalanya sembuh. Bahkan tak pernah kambuh lagi hingga sekarang.

Diiringin rasa penasaran, Norachman membuka kapsul itu untuk mengetahui isinya. Dia amat terkejut karena dalam setiap kapsul berisi tujuh ekor serangga undur-undur yang masih hidup.

Pengalaman serupa juga dialami Ijah, yang didiagnosa mengalami stroke ringan dan nyaris lumpuh. Setelah mengonsumsi satu kapsul undur-undur per hari secara rutin selama tujuh hari, dia kembali bisa berjalan dengan baik dan kondisinya pulih sekitar 80%.

Menurut Agus Sulaeman, selain sebagai obat penyembuh penyakit yang berkaitan dengan syaraf, undur-undur juga bisa mengobati penyakit tipus dan memperkuat kekebalan tubuh.

Untuk memperoleh seekor undur-undur memang tidak selalu mudah. Makanan utamanya adalah semut dan serangga lainnya yang terperangkap di kawah pasirnya. Undur-undur yang lebih besar juga memangsa undur-undur yang lebih kecil.

Trik yang digunakan untuk memancing serangga ini keluar dari sarangmya tidak perlu harus membongkar sarangnya. Jika berhasil mendapatkan seekor undur-undur, serangga itu diikat dengan benang dan dimasukkan ke dalam sarang yang lain. Beberapa saat diangkat, undur-undur kedua ikut tertarik keluar.

Saat ini lebih dari 1.000 ekor undur-undur yang diternakan Agus Sulaeman. Dia memisahkan serangga yang besar dan yang kecil. Namun demikian ukurannya tidak mempengaruhi khasiatnya. Besar atau kecil, khasiatnya sama. Agus berharap ada penelitian terhadap binatang ini, agar bermanfaat bagi dunia kedokteran maupun bagi masyarakat yang membutuhkan. RI (BI 47)


Sumber : http://www.beritaindonesia.co.id/kesehatan/melawan-stroke-dengan-undur-undur/

Undur-undur Sembuhkan Gangren


Jumat, 18 Juni 2010 | 09:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Undur-undur berkhasiat dalam pengobatan. Siapa sangka hewan sekecil kutu anjing ini mampu mengatasi gangguan gangren yang tak kunjung sembuh akibat diabetes.

Sejak 2002, Sukirno (61) menderita diabetes. Tahun 2005 ia menderita penyakit tambahan karena adanya luka akibat kadar gula darah yang tidak kunjung stabil. Penyakitnya adalah gangren di kaki kanan.

Meski ia telah minum berbagai obat, luka di bawah jempol kaki kanan tak kunjung sembuh, malah bertambah parah. Tak ayal, dokter menganjurkan agar kakinya diamputasi. Beruntung, ia bertemu Dr Budi Sugiarto Widjaja, TCM, yang menganjurkan agar ia mengonsumsi undur-undur hidup. Setelah selama sebulan mengonsumsi undur-undur, luka di kakinya mengering tanpa berbekas. Kadar gula darahnya pun mulai stabil.

Sementara itu, Suganda (45) merasa tambah bugar setelah mengonsumsi dua ekor undur-undur setiap hari. Pria yang tinggal di Cirebon, Jawa Barat, ini juga memberikan undur-undur bagi burung perkututnya.

Suganda dan para penggemar perkutut di daerahnya percaya, undur-undur membuat burung peliharaan mereka memiliki suara merdu. Ia juga yakin undur-undur bisa meningkatkan stamina perkutut sehingga tak mudah terserang flu. Katanya lagi, undur-undur mampu mengatasi diabetes, migrain, dan rematik.

Asam Lemak Omega-3
Undur-undur ada dua jenis, yaitu yang hidup di darat dan di laut. Pertama, undur-undur darat. Jenis ini banyak ditemui di sekitar rumah yang halamannya berpasir. Rumahnya sebagai perangkap (seperti laba-laba), terlihat seperti lingkaran atau lubang di pasir. Serangga atau semut yang lewat akan terjebak dalam lubang pasir tadi dan menjadi santapan lezat si undur-undur.

Binatang ini masuk dalam ordo neuroptera (serangga bersayap jala). Cirinya, mulut menggigit dan mempunyai dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk jala.

Siklus hidupnya dari telur, larva, pupa (kepompong), imago. Jadi, undur-undur merupakan larva dari suatu fase dalam metamorfosis sempurna serangga. Kedua, undur-undur laut. Biasanya dipakai sebagai umpan untuk memancing. Undur-undur laut memiliki khasiat sama dengan undur-undur darat. Binatang ini mengandung asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) tinggi.

Hasil penelitian mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yakni Dindin Hidayatul Mursyidin, Salahuddin Muhammad, Dian Pribadi Perkasa, Sekendriana, dan Prabowo, menunjukkan bahwa undur-undur laut mengandung lemak total 17,22-21,56 persen. Kandungan asam lemak omega-3 total (EPA dan DHA) juga cukup tinggi, berkisar 7,75-14,48 persen lebih tinggi dibandingkan dengan jenis crustacea lain seperti udang, lobster, dan beberapa jenis kepiting.

Kandungan EPA (6,41-8,43 persen) lebih tinggi daripada DHA (1,34-6,57 persen). Penelitian kelima mahasiswa ini telah dipresentasikan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, undur-undur dapat dikonsumsi langsung. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan gizi yang lain, seperti mineral atau protein. Juga mengenai senyawa yang merugikan seperti logam berat dan racun.

Harus Hidup
Sebuah penelitian lain menyatakan, binatang ini berfungsi sebagai antidiabetes karena mengandung sulfonilurea. Zat ini melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin.
Ketika insulin dalam tubuh menurun, sementara kadar glukosa darah meningkat, akan terjadi ketidakseimbangan. Insulin sebagai penghasil energi berkurang sehingga tubuh mudah terkena penyakit.

Sulfonilurea termasuk agen oral hipoglikemik (zat yang berfungsi menurunkan glukosa darah) pada pengidap diabetes tipe-2. Sulfonilurea meningkatkan pengeluaran hormon insulin oleh pankreas.

Adanya asam lemak omega-3 dalam undur-undur diyakini dapat menaikkan kadar insulin sehingga bisa menurunkan kadar gula pada pasien diabetes melitus. Walaupun khasiatnya sudah terbukti, undur-undur sebagai obat alternatif bagi diabetes masih menjadi polemik di dunia kedokteran.

Dr. Budi kerap meresepkan undur-undur untuk mengatasi gangguan gangren akibat kadar gula darah tinggi. Dalam teori Traditional Chinese Medicine, kata Dr Budi, serangga ini berkhasiat melancarkan peredaran darah. Hewan ini mirip cacing tanah dan lintah yang dapat menembus atau menghancurkan gumpalan-gumpalan dalam pembuluh darah.

Dia meyakini, undur-undur dapat membuat regenerasi sel menjadi lebih baik. "Mungkin karena sifat hewan ini suka mengerik tanah, hingga mampu menghancurkan plak-plak di dalam pembuluh darah," ujarnya.

Cara mengonsumsinya ada dua macam. Pertama, langsung ditelan sebanyak 3-5 ekor, sehari dua kali. Kedua, dimasukkan ke dalam kapsul, lalu diminum sehari dua kali (pagi dan sore).

Untuk kasus seperti Sukirno, Dr Budi menganjurkan minum 2 kapsul undur-undur dua kali sehari. Setiap kapsul berisi 5 ekor undur-undur.

Dr Budi mengingatkan undur-undur itu harus dalam keadaan hidup. "Undur-undur bisa bertahan hidup di dalam kapsul selama empat jam. Undur-undur yang sudah mati khasiatnya akan jauh berkurang," katanya.

Mau coba?

Sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06/18/09033961/Undurundur.Sembuhkan.Gangren